Rabu, 16 Januari 2019

MUSIM YANG BERCERITA





“Kita harus siap dengan kemungkinan apapun, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun”.

Kehidupan ini tidak selalu berbicara tentang apa yang kita inginkan. Terkadang, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hidup memiliki cara sendiri untuk membuat kita belajar ikhlas dan mempercayakan semua pada Allah Swt.




Hidup tidak semudah ekspektasi kita. Semua ada masalah dan rintangan yang harus kita lalui, namun dibalik itu semua pasti ada sebuah penghargaan terhadap segala rintangan kita. Gunakan kegagalan untuk bangkit dan lebih percaya diri. Jangan pernah berhenti mencoba hanya karena pernah gagal. Sering kali kita kecewa karena merasa gagal, mungkin merasa ingin menyerah dan tidak ingin memulai kembali. Mungkin, dari setiap kegagalan mengajarkan kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
Ketika merasa lelah dari usaha yang sia-sia.
Allah Swt tahu seberapa keras kita sudah berusaha.
Ketika menangis dan hati terasa pedih.
Allah Swt telah menghitung air matamu.
Ketika berpikir hidup hanya menunggu dan berlalu begitu saja.
Allah Swt sedang menunggu bersamamu.
Ketika merasa sendirian dan kesepian.
Allah Swt selalu disamping mu.
Ketika berpikir telah mencoba segalanya dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Allah Swt sudah tahu jawabannya.
Ketika segala sesuatu terasa tidak masuk akal dan merasa tertekan.
Allah Swt akan menenangkan mu.

Ingatlah.....
Dimanapun dan kemanapun kau melangkah.
Allah maha mengetahui segala perbuatan yang kita lakukan.
Untuk setiap langkah yang terayunkan, Allah tahu.
Untuk setiap coretan pena yang tertuliskan, Allah tahu.
Untuk setiap kata yang terucap, Allah tahu.
Untuk setiap angan dalam pikiran, Allah tahu.
Untuk setiap prasangka yang menyapa benak, Allah tahu.
Untuk setiap pandang mata yang berkhianat, Allah tahu.
Untuk setiap bisikan hati, Allah tahu.
Untuk setiap cinta yang kau titipkan disetiap do’amu, Allah tahu.
Untuk setiap duka yang ingin kau ubah menjadi suka, Allah tahu.
Untuk setiap tangis yang ingin kau ubah menjadi tawa, Allah tahu.
Untuk setiap do’a-do’a yang kau lantunkan dalam sujud panjang mu, Allah tahu.
Untuk setiap tangis di hening malam mu, Allah tahu.
Untuk setiap yang kau pikirkan, Allah tahu.
Untuk setiap aib diri yang kau coba tutup-tutupi dari manusia, Allah tahu.
Kau mungkin lupa, atau bahkan berpura-pura lupa. Tapi ingatlah, “Wa Ma kana Rabbuka nasiyya, Allah tidak pernah lupa.”

قُلۡ كَفَىٰ بِٱللَّهِ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ شَهِيدٗاۖ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ وَكَفَرُواْ بِٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.

Disaat kamu kesusahan kamu berharap ada yang menolong mu.
Disaat kamu kesepian kamu berharap ada yang menemani mu.
Disaat kamu menangis, kamu berharap ada yang menghapus air mata kesedian mu.
Terkadang kita lupa, kepada siapakah seharusnya kita berharap?
Rasa kecewa, kesal, marah, pasti sering kali kita rasakan. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang terkadang susah untuk dikendalikan.
Kita sering merasa kecewa karena rencana yang kita susun dengan rapi tapi tidak berjalan sesuai rencana. Mungkin rencana yang selama ini diimpikan dan diusahakan gagal  karena sebuah keadaan.
Ketika kamu diberikan masalah yang bertubi-tubi , Tuhan mu akan memberikan kemampuan untuk menyelesaikannya. Akan selalu ada jalan untuk menemukan penyelesaiannya, kamu hanya perlu memintanya dengan rendah hati. Percayalah, tidak ada satupun manusia yang diciptakan tuhan untuk gagal.
Ketika kita menyadari bahwa tidak selalu apa yang kita inginkan sesuai dengan ekspektasi yang selama ini menghiasi angan. Sama halnya dengan kenyataan tidak selamanya menyenangkan. Pada dasarnya kita tahu akan hal itu, tapi ego hati tidak bisa menerima.
Kita sadar bahwa tidak ada seorang pun yang mau bersedih dan merasa tersakiti. Rasanya karena kesadaran akan hal itu membuat kita tidak ingin menyakiti siapapun dengan kenyataan yang tidak menyenangkan. Atau mungkin menutupi kesalahan yang diperbuat sehingga kebohongan menjadi salah satu jalan dan menjadi sebuah pembenaran.
Berbohong untuk kebaikan menjadi salah satu alasan untuk kita membenarkan perbuatan itu. Lalu, akankah yang kita lakukan itu benar-benar baik? Dan semua yang ditutupi dengan kebohongan akan menjadi lebih baik?

Segala hal besar dimulai dari hal kecil, begitupun dengan sebuah kebohongan.
Dari kebohongan kecil, yang ternyata membantu kita untuk menutupi kesalahan dan dengan kebohongan lainnya. Hingga menjadi sebuah kesalahan yang terkendalikan. Membuat kita terlena hanya karena kita bisa menutupi kesalahan dan kekurangan diri atas ketidaksempurnaan sebagai manusia.

BUKANKAH KEBAHAGIAAN DICIPTAKAN DIRI SENDIRI, LANTAS APA DENGAN BERBOHONG HIDUPMU BENAR-BENAR BAHAGIA?

Bahagia itu diciptakan diri sendiri, yang hadir dari hal-hal kecil dan sederhana. Mensyukuri segala pemberian yang telah tuhan berikan dengan penuh penerimaan dari segala rasa, bahagia bahkan sedih. Rasanya hal-hal tersebut menjadi dambaan bagi setiap jiwa yang masih merasakan hidup. Ketenangan hati akan setiap detik yang dijalani tanpa merasa bersalah akan hal apapun karena menyadari bahwa semua adalah ketetapan Nya.
Dan untuk sebuah ketidakjujuran apakah  benar-benar bisa membahagiakan diri? Mungkin bisa menyembunyikan sementara, tapi, apakah hati mu akan tenang dan terhindar dari perasaan bersalah karena menutupi kesalahan dengan kesalahan lainnya yang seolah terlihat benar. Ketika mempertahankan suatu yang salah untuk menjadi suatu sebuah kebenaran. Kegalisahan akan terus menyelimuti sampai kapan pun dan akan berakhir menyedihkan karena diri jauh dari ketenangan.
Lalu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu bahwa ia telah dibohongi?
Apa yang terlintas dalam benak, saat menyebutkan apa yang membut manusia satu dan lainnya berhubungan baik dalam waktu yang lama? Jika salah satu jawabannya adalah sebuah kepercayaan. Lalu apa jadinya jika kepercayaan tersebut dirusak oleh kebohongan?
Tentunya hanya akan berujung dengan kekecewaan.

Jika memang benar berbohong demi kebaikan itu tidak masalah, lalu mengapa semua orang merasa marah saat mengetahui dirinya dibohongi? Jika memang benar kebohongan menyelamatkanmu, lalu apa benar-benar menyelamatkan mu dari masalah yang lebih besar ketika mereka yang kita bohongi tahu akan sebuah kebenaran yang ditutupi oleh kebohongan? 
Seandainya berbohong itu tidak merugikan, maka semua orang akan bahagia dan baik-baik saja saat tahu dirinya dibohongi oleh orang lain dan orang yang melakukan kebohongan akan bahagia dan  tak merasa bersalah.
BE CAUTIOUS OF LIES, BIG AND SMALL, SERIOUSLY AND IN JEST, FOR IF A MAN TELLS A SMALL LIE, HE WILL HAVE THE AUDACITY TO TELL A BIG LIE. – ALI BIN ABI THALIB


KEPERCAYAAN ITU SEPERTI KERTAS, SEKALI KITA REMAS IA TAK AKAN KEMBALI SEMPURNA.


Kamis, 01 November 2018

Program Pengabdian terhadap Masyarakat


PENERAPAN FIQH DAN AKHLAKUL KARIMAH YANG BAIK PADA ANAK SEJAK DINI DI MDT AL-ASRI
Oleh:
Ervina Mardiani


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Analisis Permasalahan
Fiqh adalah salah satu bagian dari mata pelajaran yang menerangkan tentang hukum-hukum syari’ah Islam dari dalil-dalil secara terperinci. Sedangkan pembelajaran bidang studi fiqh di Madrasah Diniyyah adalah interaksi pendidik dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syari’at Islam.
Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap warga belajar agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan pelaksanaan syari’at tersebut. Yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi jauh seorang guru dapat menjadi contoh tauladan. Dengan keteladanan guru, diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan pembelajaran bidang studi fiqh di dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai fiqih dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik.
Maka dari itu, program individu ini adalah melakukan penerapan fiqih dan akhlakul karimah yang baik kepada anak sejak dini agar terbentuk nya santri-santri yang berakhlakul karimah yang baik. Pelajaran fiqh adalah salah satu bagian pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diaarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan.
a.       Kondisi Umum Kabupaten dan Desa
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan, kecuali wilayah utara yang merupakan dataran rendah yang sering terendam banjir. Di antara puncak-puncaknya adalah: Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), semuanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur. Luas 1.762,39 km2 Populasi Total 4.069.872 jiwa (2015) Kepadatan 2.309,29 jiwa/km2.
Kabupaten Bandung terbagi 31 Kecamatan dan 277 Desa. Dan salah satu Kecamatan yang menjadi tempat KKN kami ialah Kecamatan Baleendah. Kecamatan Baleendah terbagi 8 Desa terdiri dari Desa Andir, Baleendah, Bojongmalaka, Jalekong, Malakasari, Manggahang, Rancamanyar, Wargamekar.
B.     Identifikasi Masalah
Permasalahan utama yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah permasalahan Lingkungan dari Sampah. Banyak berbagai langkah solutif yang telah ditempuh berbagai cara baik dari Pemerintahan Desa maupun lembaga Desa, mulai dari memiliki lahan TPA ataupun Tungku untuk dibuatkan sistem pengolahan sampah. Sehingga setiap wilayah dusun diharapkan mampu dan bisa mengelola sampah itu dengan baik.


  1. Tujuan dan Manfaat

Dilihat dari permasalahan yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka terdapat beberapa tujuan untuk menjawab permasalahan tersebut:
1.      Menimbulkan rasa peduli satu sama lain antara dan memberikan kesadaran bahwa pada dasarnya seorang manusia tidak akan bisa menjadi makhluk individual, melainkan makhluk sosial yang akan saling ketergantungan dengan manusia yang lain.
2.      Memberikan kesadaran mengenai bagaimana hidup saling toleransi dari banyaknya perbedaan baik perbedaan dalam beragama maupun perbedaan dalam meyakini sebuah keyakinan.
D.    Metode Yang Digunakan
Metode penelitian merupakan pendekatan atau cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Adapun dalam penulisan laporan Individu ini, digunakan beberapa metode agar diperoleh suatu hasil yang valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Pendekatan
Adapun pendekatan didalam penelitian ini diantaranya yaitu jenis penelitian dan sumber data, antara lain sebagai berikut:
a.       Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan komperatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
b.      Sumber Data
1.      Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan. Adapun data pokok ini adalah dari beberapa referensi kitab atau buku.
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut kemudian disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Adapun data  sekunder atau data tambahan pelengkap pada penelitian ini adalah bersumber dari buku-buku lainnya yang berkaitan dengan pembahasan ini, serta wawancara dari peneliti dengan informan yaitu pihak di likungan MDT Al-Asri
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat cara yaitu anatara lain:
a.       Studi kepustakaan adalah dengan menggunakan kajian studi kepustakaan berupa mengambil beberapa sumber-sumber penelitian ini dari buku yang berkaitan tentang pembelajaran fiqih pada anak usia dini
b.        Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data dokumen yang berkenaan dengan keadaan.
c.         Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dengan informan yaitu pihak MDT Al-Asri, ketua MDT, kepala sekolah MDT, dan Staf Pengajar di lingkungan MDT Al-Asri. 
1.      Analisis Data
Analisis data adalah data yang telah berhasil dihimpun baik itu dari pustaka dan penelitian langsung kepada pihak  jamaah Masjid Al-Burhan desa Waluya, dan akan dianalisis dengan menggunakan dua metode, adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah:
a.       Metode Deskriptif 
Metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian. Adapun deskriptif pada penelitian ini adalah dengan menggambarkan tentang keadaan mengenai pembelajaran fiqih pada anak-anak usia dini.
b.      Metode Komperatif
Metode komperatif  yaitu digunakan untuk mengkaji tentang pembelajaran fiqh dan akhlakul karimah yang baik pada anak usia dini di lingkungan MDT Al-Asri untuk menumbuhkan generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah yang baik di desa Rancasabir.

2.      Metode Penerapan
Metode penerapan pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Waluya ini dilakukan melalui beberapa karakteristik, antara lain:
1.      Gagasan Bersama (Co-Creation) Pelaksanaan KKN ini didasarkan pada suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama antara pihak universitas (Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Pusat Studi) dengan pihak pemerintah daerah (Lingkungan, Desa atau Kecamatan), mitra kerja dan masyarakat setempat.
2.      Dana Bersama (Co-financing/Co-funding) KKN dilaksanakan dengan pendanaan bersama antara mahasiswa pelaksana, universitas dengan pihak pemerintah daerah, mitra kerja.
3.      Keleluasaan (Flexibility) KKN dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan pemerintah daerah, mitra kerja dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah. Mahasiswa dapat memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN.
4.      Berkesinambungan (Sustainability) KKN dilaksanakan secara berkesinambungan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai dengan tempat dan target tertentu.
5.      Berbasis riset (Research based Community Services) KKN dilaksanakan sedapat mungkin melalui riset di daerah atau tempat pelaksanaan KKN agar dapat menghasilkan program-program kerja yang dapat diterapkan di daerah tersebut.
E.     Kerangka Pemecahan Masalah
Dari pemaparan di atas mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa KKN selama berada di lokasi dusun dua, Desa Malakasari, ada beberapa permasalahan salah satunya adalah:
1.      Mengadakan penyuluhan Hukum Perda Sampah
2.      Dalam persoalan keagamaan penulis dan tim KKN Kelompok 46 mengadakah Tabligh Akbar, menjadi pembimbing dalam pengajian rutin anak-anak
3.      Agar anak-anak di Dusun Satu, Desa Malakasari setiap sore kami selalu mengadakan bimbingan belajar yang lokasinya berada di Posko KKN Kelompok 46.
Di Kelompok 46 ada mahasiswa dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dalam hal ini, mahasiswa ini diminta menjadi mc, atau sambutan untuk berbagai macam kegiatan yang ada di Dusun Satu.


BAB II
GAMBARAN UMUM
  1. Monografi Desa
  1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1.1
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-Laki
7.591
2.
Perempuan
3.366
Total

15.330

2.      Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 1.2
No
Mata Pencaharian
Jumlah/ Orang
1
Tanaman Bahan makanan (Palawija & Holtikultura)
442
2
Perkebunan
4
3
Peternakan
9
4
Perikanan
2
5
Kehutanan
1
6
Buruh tani
91
7
Industri tambang
27
8
Industri pengolahan
1.430
9
Bangunan/ Konstruksi
401
10
Perdagangan (Besar & eceran)
812
11
Hotel & restoran
77
12
Angkutan
305
13
PNS
60
14
TNI/ POLRI
52
15
Komunikasi (Wartel, Warnet dsb)
20
16
Lainnya
590
3.      Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 1.3
No
Agama
Jumlah/ Orang
1
Islam
14.068
2
Katholik
0
3
Kristen
115
4
Hindu
0
5
Budha
1
6
Konguchu
0
7
Kepercayaan
0




4.      Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Tidak/ Belum Punya Ijazah
1.027
2
SD/ Setara
3.146
3
SMP/ Setara
3.249
4
SMA/ Setara
3.070
5
Perguruan Tinggi
30



Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa
1.      Lembaga Pemerintahan
Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa memegang peranan penting dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan dalam mewujudkan Visi dan Misi Desa Malakasari. Dalam menjalankan pemerintahan Desa, Kepala Desa dibantu dengan 17 perangkat desa.
Selain itu dengan luas wilayah desa 175.66 Ha, Pemerintah Desa Malakasari dibantu dengan jumlah RT dan Rw serta lembaga-lembaga desa dengan kerja sama yang harmoni dalam mendukung program dan kebijakan pemerintah.
Tabel 1.5
No
Keterangan
Jumlah
1
RW
13
2
RT
47
3
Lembaga Desa
15

2.      Lembaga Sosial Desa
Tabel 1.6
No
Jenis Komoditas
Luas Areal (Hektar)
Produksi (Kwintal)
1
Padi
112,0
806,4
2
Padi Ladang
0
0
3
Jagung
0
0
4
Kedelai
0
0
5
Kacang Tanah
0
0
6
Ubi Kayu
0
0
7
Ubi Jalar
0
0
8
Kacang Panjang
0
0
9
Tomat
0
0
10
Mentimun
1,5
15
11
Mangga
0
0
12
Pisang
0
0
13
Pepaya
0
0

Tabel 1.7
No
Jenis Ternak
Jumlah
1
Sapi Potong
1
2
Sapi Perah
0
3
Kerbau
2
4
Kuda
0
5
Kambing
50
6
Domba
39
7
Kelinci
46
8
Ayam Ras Petelur
0
9
Ayam Ras Pedaging
2.335
10
Ayam Kampung
511
11
Itik
650
12
Itik Manila
3.400
13
Unggas Lainnya
40

Keadaan Kelompok Tani Aktif Lembaga Pemerintahan Desa Malakasari
§  LPMD/LPMK Atau Sebutan Lain
§  PKK
§  Rukun Warga
§  Rukun Tetangga
§  Karang Taruna
§  Organisasi Keagamaan / MUI
E.     Sarana dan Prasarana
Data Sarana dan Prasarana Yang Telah Di Bangun
Tabel 1.8
                                                                                  
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah/ Panjang
1
Roda Empat
81
2
Roda Dua
1.022
3
Delman
0
4
Becak
10

Tabel 1.9
                                                                                  
No
Prasarana
Jumlah
1
Sumur Umum
15
2
MCK
6

Tabel 1.10
                                                                                  
No
Prasarana Irigasi
Jumlah
1
Saluran Primer
3
2
Saluran Sekunder
1
3
Saluran Tersier
1
4
Pintu Pembagi Air
3

Tabel 1.11
                                                                                  
No
Prasarana Pemerintahan
Jumlah/ Unit
1
Balai Desa
1
2
GOR
1
3
Paud
1
4
Kendaraan Roda Empat
1
5
Kendaraan Roda Dua
2
6
Komputer
4
7
Laptop
2
8
Meja
10
9
Kursi Rapat
40
10
Infocus
1
11
Lemari Arsip
2
12
Mesin Tik
1
13
Sound System
1
14
Kursi Sudut
3
15
Kursi Kerja
10
16
Mushola
1

Tabel 1.12
                                                                                  
No
Sarana Ibadah
Jumlah
1
Masjid
18
2
Mushola
24
3
Gereja
0

Tabel 1.13
                                                                                  
No
Sarana Olah Raga
Jumlah/ Unit
1
Lapang Sepak Bola
2
2
Lapang Bola Volly
4
3
Gor Bulu Tangkis
2
4
Meja Ping Pong
6
5
Lapang Futsal
2

Tabel 1.14
                                                                                  
No
Sarana Kesehatan
Jumlah
1
Posyandu
14
2
Bidan Desa
2
3
Dukun Anak Terlatih
1




Tabel 1.15
                                                                                  
No
Sarana Pendidikan
Jumlah/ Unit
1
TPA/ RA
3
2
TK
4
3
SD
2
4
SMP
0
5
SMA/ SMK/ MA
0
6
Lembaga Pendidikan Keagamaan
4
7
Madrasah Diniyah
21

B.     Kondisi Komunitas Sasaran
Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.
Perlu diakui, capaian hasil pemberdayaan dalam kegiatan KKN bisa jadi menjawab kebutuhan masyarakat tentang problema kehidupan sosial, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi dan sebagainya, baik terbentuk suatu program jangka pendek, seperti kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa KKN maupun program jangka menengah dan panjang yang hasilnya baru bisa dinikmati setelah mahasiswa pulang dari lokasi KKN. Walupun demikian, KKN sisdamas ini mendorong mahasiswa merancang suatu rencana aksi pemberdayaan di mana masyarakat bukan sebagai objek tetapi subjek dari pemberdayaan itu sendiri. Keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman permasalahan yang ada dalam masyarakat, mencari alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang dipilihnya.
Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun kesadaran kritis masyarakat. Ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan sebagai ’objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa me-ngetahui serta menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’).
 Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pembe-rdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain: pertama, kecen-derungan primer, yaitu kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pem-bukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).
Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.


BAB III
PROSES PENGABDIAN KEPADA KEMASYARAKAT

A.    Tahapan Pengabdian Kepada Masyarakat
Pemberdayaan  tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi. Sebagaimana disampaikan di muka bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan akan berlangsung secara bertahap.[1]
Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
1.                   Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2.                   Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.
3.      Tahap peningkatan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
B.     Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Selama masa perencanaan program KKN, tidak banyak kegiatan yang kami persiapkan untuk dilaksakan di Rancasabir Desa Malakasari Kec. Baleendah Kab Bandung. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan kami mengenai kondisi, budaya serta kebutuhan di Kampung Rancasabir.
Kami hanya merencanakan sedikit kegiatan sebelum keberangkatan KKN dan sisanya kami sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan desa disaat kami telah tiba di lokasi KKN. Program yang kami rencanakan serta laksanakan dalam kegiatan KKN telah melalui proses observasi kebutuhan dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakannya. Adapun kegiatan yang telah kami laksanakan adalah sebagai berikut :
1.                   Soswal, RW, dan Refso (Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I, kegiatan tersebut dihadiri oleh DPL;
2.                   Pesos (Pemetaan Sosial) dilaksanakan pada Minggu II dan dihadiri oleh DPL;
3.                   Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) dilaksanakan oleh peserta pada Minggu II;
4.                   Cantif (Perencanaan Partisipatif) dilaksanakan pada akhir minggu II dan atau pada awal minggu III yang dihadiri oleh DPL;
5.                   Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN pada Minggu III;
6.                   Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu III dengan dihadiri oleh DPL;
7.                   Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu ke IV sekalian melaksanakan penutupan KKN dengan dihadiri oleh DPL;
8.                   Melakukan Sensus Penduduk untuk melangkapi profil data desa.
Pada saat melakukan sensus penduduk tidak banyak kendala. Hanya saja kebanyakan warga yang tidak mengerti bagaimana cara pengisian data pada format yang sudah diberikan.
9.                   Kegiatan pembelajaran kepada anak-anak di MDT Al-Asri mengenai Fiqih dan akhlakul karimah yang baik.
Pada saat pembelajaran tidak banyak kendala yang kami alami. Kegiatan pembelajaran menggunakan literatur-literatur yang berhubungan dengan pembelajaran Fiqih dan Akhlak.
  1. Melakukan penyuluhan hukum PERDA dan Pengolahan Sampah tingkat Desa sebagai langkah awal dalam terlaksananya program KKN dan Program Pemerintahan Desa.
Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan waktunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan memperhatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN. Guna keperluan pemahaman KKN Sisdamas, berikut dijelaskan secara singkat tahapan KKN Sisdmas.
C.      Faktor Pendukung dan penghambat
Beberapa faktor pendukung proses pembelajaran di MDT Al-Asri adalah sebagai berikut :
1.      Tersedianya ruang belajar, kurikulum, program pengajaran, dan sistem pembelajaran.
Dengan tersedianya kurikulum, program kerja, ruangan belajar dan sistem pembelajaran mempermudah untuk melakukan proses pembelajaran Fiqh dan akhlak di MDT Al-Asri.
2.      Literatur-literatur tentang Fiqh dan akhlak sebagai panduan dalam prose pembelajaran.
Faktor penghambat proses pembelajaran di MDT Al-Asri :
1.       Kurangnya keikutsertaan guru di MDT Al-Asri dalam memberi motivasi kepada anak untuk mempraktekan nilai-nilai fiqih dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Lemahnya sumber daya guru di MDT Al-Asri dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif.
3.      Minimnya sarana pelatihan pengembangan, serta rendah nya peran serta orang tua peserta didik.


BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.      Kesimpulan
Pembelajaran bidang studi Fiqh dan akhlak di Madrasah Diniyyah adalah interaksi pendidik dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syari’at Islam. Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap peserta didik agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan pelaksanaan syariat Islam tersebut kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Dalam pembelajaran Fiqh bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur praktek. Belajar fiqh dan akhlak untuk diamalkan, bila berisi larangan harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu fiqh dan akhlak bukan hanya sekedar untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.

B.       Rekomendasi
Diharapkan kepada guru-guru dan orang tua peserta didik dapat menanamkan dan memberikan pembelajaran kepada anak sejak dini pengetahuan tentang fiqh dan akhlak. Agar menjadi pedoman dan dapat mengetahui pokok-pokok hukum Islam agar diterapkan pada kehidupan sehari-harinya.
Daftar Pustaka
Akuntansi Desa, Penulis: V. Wiratna Sujarweni.


Biodata Penulis

 Ervina Mardiani dilahirkan di Sukabumi, 23 September 1996. Anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN I Cimerang, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Purabaya. Pendidikan Menengah Atas di MAN JAMPANG TENGAH. Pendidikan selanjtunya ditempuh di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Syari’ah dan Hukum program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum. Sangat menyukai hal-hal sederhana tapi bisa membuat bahagia. selama menjadi mahasiswi di program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum, aktif di Organisasi Ikatan Alumni MAN JAMPANG TENGAH (IKAMANJA) sebagai Sekretaris Umum.


LAMPIRAN-LAMPIRAN



















  









[1] Gunawan Sumodingningrat, Pemberdayaan Sosial, (Kompas, tt., 2007) hlm:41

MUSIM YANG BERCERITA

“Kita harus siap dengan kemungkinan apapun, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun”. Kehidupan ini tidak selalu berbicara tentang...