Rabu, 16 Januari 2019

MUSIM YANG BERCERITA





“Kita harus siap dengan kemungkinan apapun, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun”.

Kehidupan ini tidak selalu berbicara tentang apa yang kita inginkan. Terkadang, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hidup memiliki cara sendiri untuk membuat kita belajar ikhlas dan mempercayakan semua pada Allah Swt.




Hidup tidak semudah ekspektasi kita. Semua ada masalah dan rintangan yang harus kita lalui, namun dibalik itu semua pasti ada sebuah penghargaan terhadap segala rintangan kita. Gunakan kegagalan untuk bangkit dan lebih percaya diri. Jangan pernah berhenti mencoba hanya karena pernah gagal. Sering kali kita kecewa karena merasa gagal, mungkin merasa ingin menyerah dan tidak ingin memulai kembali. Mungkin, dari setiap kegagalan mengajarkan kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
Ketika merasa lelah dari usaha yang sia-sia.
Allah Swt tahu seberapa keras kita sudah berusaha.
Ketika menangis dan hati terasa pedih.
Allah Swt telah menghitung air matamu.
Ketika berpikir hidup hanya menunggu dan berlalu begitu saja.
Allah Swt sedang menunggu bersamamu.
Ketika merasa sendirian dan kesepian.
Allah Swt selalu disamping mu.
Ketika berpikir telah mencoba segalanya dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Allah Swt sudah tahu jawabannya.
Ketika segala sesuatu terasa tidak masuk akal dan merasa tertekan.
Allah Swt akan menenangkan mu.

Ingatlah.....
Dimanapun dan kemanapun kau melangkah.
Allah maha mengetahui segala perbuatan yang kita lakukan.
Untuk setiap langkah yang terayunkan, Allah tahu.
Untuk setiap coretan pena yang tertuliskan, Allah tahu.
Untuk setiap kata yang terucap, Allah tahu.
Untuk setiap angan dalam pikiran, Allah tahu.
Untuk setiap prasangka yang menyapa benak, Allah tahu.
Untuk setiap pandang mata yang berkhianat, Allah tahu.
Untuk setiap bisikan hati, Allah tahu.
Untuk setiap cinta yang kau titipkan disetiap do’amu, Allah tahu.
Untuk setiap duka yang ingin kau ubah menjadi suka, Allah tahu.
Untuk setiap tangis yang ingin kau ubah menjadi tawa, Allah tahu.
Untuk setiap do’a-do’a yang kau lantunkan dalam sujud panjang mu, Allah tahu.
Untuk setiap tangis di hening malam mu, Allah tahu.
Untuk setiap yang kau pikirkan, Allah tahu.
Untuk setiap aib diri yang kau coba tutup-tutupi dari manusia, Allah tahu.
Kau mungkin lupa, atau bahkan berpura-pura lupa. Tapi ingatlah, “Wa Ma kana Rabbuka nasiyya, Allah tidak pernah lupa.”

قُلۡ كَفَىٰ بِٱللَّهِ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ شَهِيدٗاۖ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ وَكَفَرُواْ بِٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.

Disaat kamu kesusahan kamu berharap ada yang menolong mu.
Disaat kamu kesepian kamu berharap ada yang menemani mu.
Disaat kamu menangis, kamu berharap ada yang menghapus air mata kesedian mu.
Terkadang kita lupa, kepada siapakah seharusnya kita berharap?
Rasa kecewa, kesal, marah, pasti sering kali kita rasakan. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang terkadang susah untuk dikendalikan.
Kita sering merasa kecewa karena rencana yang kita susun dengan rapi tapi tidak berjalan sesuai rencana. Mungkin rencana yang selama ini diimpikan dan diusahakan gagal  karena sebuah keadaan.
Ketika kamu diberikan masalah yang bertubi-tubi , Tuhan mu akan memberikan kemampuan untuk menyelesaikannya. Akan selalu ada jalan untuk menemukan penyelesaiannya, kamu hanya perlu memintanya dengan rendah hati. Percayalah, tidak ada satupun manusia yang diciptakan tuhan untuk gagal.
Ketika kita menyadari bahwa tidak selalu apa yang kita inginkan sesuai dengan ekspektasi yang selama ini menghiasi angan. Sama halnya dengan kenyataan tidak selamanya menyenangkan. Pada dasarnya kita tahu akan hal itu, tapi ego hati tidak bisa menerima.
Kita sadar bahwa tidak ada seorang pun yang mau bersedih dan merasa tersakiti. Rasanya karena kesadaran akan hal itu membuat kita tidak ingin menyakiti siapapun dengan kenyataan yang tidak menyenangkan. Atau mungkin menutupi kesalahan yang diperbuat sehingga kebohongan menjadi salah satu jalan dan menjadi sebuah pembenaran.
Berbohong untuk kebaikan menjadi salah satu alasan untuk kita membenarkan perbuatan itu. Lalu, akankah yang kita lakukan itu benar-benar baik? Dan semua yang ditutupi dengan kebohongan akan menjadi lebih baik?

Segala hal besar dimulai dari hal kecil, begitupun dengan sebuah kebohongan.
Dari kebohongan kecil, yang ternyata membantu kita untuk menutupi kesalahan dan dengan kebohongan lainnya. Hingga menjadi sebuah kesalahan yang terkendalikan. Membuat kita terlena hanya karena kita bisa menutupi kesalahan dan kekurangan diri atas ketidaksempurnaan sebagai manusia.

BUKANKAH KEBAHAGIAAN DICIPTAKAN DIRI SENDIRI, LANTAS APA DENGAN BERBOHONG HIDUPMU BENAR-BENAR BAHAGIA?

Bahagia itu diciptakan diri sendiri, yang hadir dari hal-hal kecil dan sederhana. Mensyukuri segala pemberian yang telah tuhan berikan dengan penuh penerimaan dari segala rasa, bahagia bahkan sedih. Rasanya hal-hal tersebut menjadi dambaan bagi setiap jiwa yang masih merasakan hidup. Ketenangan hati akan setiap detik yang dijalani tanpa merasa bersalah akan hal apapun karena menyadari bahwa semua adalah ketetapan Nya.
Dan untuk sebuah ketidakjujuran apakah  benar-benar bisa membahagiakan diri? Mungkin bisa menyembunyikan sementara, tapi, apakah hati mu akan tenang dan terhindar dari perasaan bersalah karena menutupi kesalahan dengan kesalahan lainnya yang seolah terlihat benar. Ketika mempertahankan suatu yang salah untuk menjadi suatu sebuah kebenaran. Kegalisahan akan terus menyelimuti sampai kapan pun dan akan berakhir menyedihkan karena diri jauh dari ketenangan.
Lalu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu bahwa ia telah dibohongi?
Apa yang terlintas dalam benak, saat menyebutkan apa yang membut manusia satu dan lainnya berhubungan baik dalam waktu yang lama? Jika salah satu jawabannya adalah sebuah kepercayaan. Lalu apa jadinya jika kepercayaan tersebut dirusak oleh kebohongan?
Tentunya hanya akan berujung dengan kekecewaan.

Jika memang benar berbohong demi kebaikan itu tidak masalah, lalu mengapa semua orang merasa marah saat mengetahui dirinya dibohongi? Jika memang benar kebohongan menyelamatkanmu, lalu apa benar-benar menyelamatkan mu dari masalah yang lebih besar ketika mereka yang kita bohongi tahu akan sebuah kebenaran yang ditutupi oleh kebohongan? 
Seandainya berbohong itu tidak merugikan, maka semua orang akan bahagia dan baik-baik saja saat tahu dirinya dibohongi oleh orang lain dan orang yang melakukan kebohongan akan bahagia dan  tak merasa bersalah.
BE CAUTIOUS OF LIES, BIG AND SMALL, SERIOUSLY AND IN JEST, FOR IF A MAN TELLS A SMALL LIE, HE WILL HAVE THE AUDACITY TO TELL A BIG LIE. – ALI BIN ABI THALIB


KEPERCAYAAN ITU SEPERTI KERTAS, SEKALI KITA REMAS IA TAK AKAN KEMBALI SEMPURNA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUSIM YANG BERCERITA

“Kita harus siap dengan kemungkinan apapun, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun”. Kehidupan ini tidak selalu berbicara tentang...